Mangkuk Rp500 Ribu, Dihargai Rp7 Miliar

 Mangkuk antik dari zaman kaisar Yunglo. (© Christie's Images Ltd 2007)


Seorang pemburu barang murah membeli sebuah mangkuk kecil US$35 (sekitar Rp500 ribu) dalam penjualan obral di emperan di AS. Ternyata mangkuk itu adalah artefak Tiongkok abad ke-15 yang langka yang mungkin bernilai US$500.000. (Rp7 miliar lebih). AFP, 03/03.

Mangkuk porselen - dengan motif bunga yang halus - diakuisisi oleh seorang pembeli, yang identitasnya dirahasiakan, di negara bagian Connecticut.

Pembeli meminta barang tersebut dinilai oleh ahli keramik di Sotheby, pertama dengan mengirimkan foto, kemudian dengan membawanya ke rumah lelang untuk dilihat lebih dekat.


Para ahli mengatakan lukisan pada mangkuk itu dibuat untuk istana Kaisar Yongle, kaisar ketiga Dinasti Ming yang memerintah dari 1402 hingga 1424. (Di Indonesia dikenal sebagai Kaisar Yunglo, yang mengakui kerajaan Majapahit Timur di bawah Bhre Wirabhumi. Pengakuan itu menyebabkan perang saudara, Perang Paregreg. Perang itu dimenangkan Majapahit Barat di bawah Wikramawardhana. Orang-orang Cina di Majapahit Timur tewas, karena itu Majapahit Barat harus membayar denda ke Cina.)


"Hanya ada enam (lainnya) mangkuk serupa yang dikenal di dunia. Ini adalah kelompok yang sangat eksklusif," kata Angela McAteer, kepala karya seni Cina di Sotheby di New York, kepada AFP.

Sotheby's akan melelang mangkuk ketujuh yang baru ditemukan itu untuk dilelang pada 17 Maret, ketika diperkirakan akan terjual antara US$300.000 hingga US$500.000.


Lima dari mangkuk ada di museum: dua di Taiwan, dua di London dan satu di Teheran. Yang keenam terakhir terlihat di pasar pada tahun 2007, kata McAteer, yang berarti minat dalam lelang dari kolektor dan institusi swasta kemungkinan besar akan tertarik.


Banyak karya seni Tiongkok memasuki koleksi di Barat pada abad ke-19 sebelum diturunkan dari generasi ke generasi. Tapi McAteer mengatakan para ahli tidak mungkin pernah tahu persis bagaimana mangkuk itu dibawa dari Cina hingga ke penjualan barang bekas.


Editor: Rohmat Haryadi
Sumber berita: Gatra.com